Jumat, 01 Maret 2013

Dehidrasi Jadi Pemicu Gangguan Kognitif


Dehidrasi Jadi Pemicu Gangguan Kognitif

TEMPO.CO Jakarta - Dehidrasi atau kondisi tubuh kekurangan air tidak hanya dapat membuat kinerja jantung melemah, tapi juga menurunkan kemampuan kognitif seseorang. Menurut Dokter Spesialis Gizi Klinis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Saptawati Bardosono selain mengisi darah, air juga mengisi sel termasuk sel otak. 

"Air di dalam tubuh ada yang tersimpan di dalam sel, selain yang disimpan di pembuluh darah," ujar Saptawati dalam seminar "Cegah Dehidrasi Sejak di Bangku Sekolah" di Hotel Grand Sahid, Kamis, 28 Februari 2013. "Kalau dehidrasi maka air yang berkurang adalah air yang ada di sel dan berefek terhadap kognisi," ujarnya.

Efek negatif pada kemampuan kognitif juga disebabkan melambatnya kerja jantung yang menyuplai darah ke otak. Menurut Dokter Spesialis Gizi Klinik lainnya, Luciana B. Sutanto, jantung memerlukan air untuk memetabolisme kinerja jantung itu sendiri. Bila air dalam darah berkurang, otomatis kinerja jantung dalam memompa darah akan semakin berat. 

"Apalagi bila jantung sudah banyak sumbatan, jantung capek, pembuluh darah sempit, kerja semakin berat, karena itu dijaga jangan sampe dehidrasi," ujar Luciana di kesempatan yang sama. Meski begitu, Luciana juga menegaskan, orang yang punya penyakit jantung tidak juga boleh berlebihan kadar airnya dalam tubuh. "Karena itu harus dikeluarkan, kalau tidak tubuh akan menahan air, dan berbahaya," tambahnya. 

Menurut sebuah penelitian, butuh memiliki batas ambang kandungan air untuk menjaga kemampuan kognitif manusia tetap pada performanya. Pada pria bila tubuhnya kekurangan 1,5 persen asupan air, maka kemampuan kognitifnya langsung menurun. 

Begitupula pada wanita, bila asupan air ditubuhnya kekurangan 1,3 persen maka kemampuan kognitifnya langsung menurun."Maka saat itu gangguan kognisi, emosi dan moodnya akan mulai muncul," ujar Saptawati. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar